16 Maret 2012

Catatan siang (penghapus)


Cupu masih menuliskan beberapa lembar laporan kerjanya ketika teman sekantornya masuk ke bilik kerja cupu. ”Boleh pinjam penghapusnya”; pinta teman cupu. Cupu melihat ketemannya dan mengangguk. Lalu dia membuka laci lemari dekat tempat duduknya mencari penghapus. Maklum dia jarang sekali menggunakan penghapus, karena pekerjaan banyak menggunakan komputer dan cuma diprint saja.

Akhirnya dapat juga. Penghapus kecil yg separuhnya nampak hitam, jauh di dalam laci di bawah di lemari tempat kertas kerja cupu diletakkan.
”Mau ngapus hati yang kotor nih”; canda temannya. Cupu tersenyum mendengar canda temannya itu.
”Nih, jangan lupa kembalikan, aku juga mau ngapus hati yg sudah kotor nih, udah berkarat lagi, ha ha ha”; canda cupu kepada temannya balik. Temannya pergi setelah menerima penghapus itu.
---

Kadang kita sepele dengan barang kecil yg namanya penghapus, sampai sampai ditempatkan sesuka hati kita, bahkan kadang kotor lagi penghapus itu, karena kita gunakan menghapus sesuka hati kita. Kadang menghapus cat dan pulpen. Cupu juga melakukannya.

Dalam kehidupan kita berapa banyak dan berapa besar penghapus yg kita perlukan setiap harinya untuk menghapus coretan coretan hidup yang kadang tidak sesuai dengan contoh gambar dan aturan aturan. Bahkan kita sering lupa kalau ada penghapus yang bisa menghapus kesalahan kesalah itu, baik yg kecil maupun yang besar.
---

Banyak yang berusaha menghapus garis garis kesalahan dengan tumpukan tumpukan rupiah di bawah meja, agar kesalahannya dapat terhapus. Padahal kenyataannya apa yg mereka buat adalah menghapus kesalahan dengan penghapus yg kotor yang menambah kotor garis garis salah mereka.

Banyak pula yang dihapus paksa dengan mendekam beberapa lama di rumah rumah yg berpagar besi sampai masa inapnya habis. Hotel impian bagi pencundang pencundang, dan dalang dalang korupsi yang tetangkap tangan.

Ada pula yang mencoba menutup coretan coretan buruknya disebalik puisi puisi waktu dan janji janji tanpa pernah ditepati. Namun tetap mereka selalu dalam kondisi yang rentan, menunggu saat saat semua coretan coretan buruknya turungkap. Hidup dalam ketakutan dan kekwatiran , apa enaknya?
---

Kita sering lupa bahwa catatan buruk atau garis garis kotor yang kita buat sebenarnya satu kesilapan yang bisa saja dibuat oleh siapa saja. Dan kita mungkin lupa atau tidak perduli dengan penghapus yg tersedia dan mudah tanpa biaya. Mengakui dan bertaubat serta berjanji untuk tidak lagi berbuat kesalahan yang sama.

Shalat lima waktu dalam sehari adalah penghapus yang Allah swt sediakan untuk manusia sebagai makhluk yang rentan terhadap kesilapan dan kesalahan. Bagi Allah swt rasa penyesalan hambanya merupakan kunci pintu maghfirahNya.

Permintaan maaf dari hati sanubari merupakan ucapan yang tidak bernilai dalam materi, tapi bernilai dalam tingkatan jiwa jiwa yang mulia bagi sesama. Mengapa begitu angkuh untuk mengulurkan tangan memohon maaf terhadap sesama.jika kita bersalah.?
---

Cupu tengah membalik balik kertas kerjanya ketika teman yang meminjam penghapus masuk. ”Terima kasih”; kata temannya sambil menyodorkan penghapus kecil itu. Lalu dia pergi. Cupu mengangguk. Diambilnya penghapus kecil itu. Nampak ada sisa sisa bekas hapusan yg masih menempel di sana, dilapnya. Lalu dilap pula bagian lain yg masih kotor. Diletaknya penghapus kecil yg sudah bersih itu di depan meja kerjanya. Diperhatikannya ....dengan seksama.
”Jikalah penghapus ini bersih dan digunakan untuk menghapus kesalahan tulisan atau gambar yang salah tentunya tulisan dan gambar yg salah itu akan bersih dan tidak meninggalakan kotoran lain pada kertas”. Dan jika tiap manusia memiliki alat penghapus kesalahan yg bersih, sudah pasti kehidupannya akan bersih selanjutnya. Semoga.
---

Bagaimanapun ada bekas bekas yang ditinggalakan dari yang dihapus, tetapi tetap jika niat untuk memperbaiki diri untuk menjadi baik itu ada, ini merupakan catatan dan coretan baru yang bukan saja enak dibaca tetapi menjadi prestasi hidup yang istimewa..

Tiada manusia yang lepas dari kesalahan dan kealfaan. Tetapi yg terbaik adalah mereka yang jika terlanjur, segera menyadari dan memperbaikinya.
-----

Qibla.. (tulis alamat anda)