Dakwah atau
ceramah agama yg sering memenuhi acara di TV perlu dicermati oleh para pemirsa
yg suka menontonya, karena banyak hal hal yg terlanjur disampaikan oleh penceramah
atau penyampai dakwah yg sering over acting dengan acara yg diisinya.
Hal ini pernah
terjadi disebuah TV swasta yg menanyangkan acara ceramah atau lebih tepatnya dakwah
interaktif dimana si pendakwah dapat berkonsultasi langung dengan pengunjung yg
duduk disekeliling pembawa acara dan si pencaramah.
Waktu tayang
acara itu pagi hari di saat waktu shalat subuh. Bisa dibayangkan bagaimana
puluhan ibu ibu yg berasal dari berbagai tempat datang ke studio dengan
dandanan yg disesuaikan dengan asal dan kelompok pengajian yg diikutinya.
Dari ukuran
waktu di subuh begitu, bisa dipastikan ibu ibu itu sudah sejak pagi pagi bangun
dan berdandan dan menyiapkan dengan kendaran dan lain lainnya. Lalu ibu ibu yg
berkeluarga, sudah pasti suaminya akan mendapatkan ekstra bangun pagi dan ikut
menyiapkan kesiapan istrinya dalam acara itu, belum lagi jika ada anak anak yg biasa
dladeni oleh ibu itu, maka akan menjadi tanggung jawab suaminya atau orang
lain.
Lalu apa yg
terjadi di pagi itu…?? Setelah
beberapa sesi pembicaraan dan tanya jawab. Kebetulan tema yg dibicarakan pada
saat itu adalah tentang keluarga, termasuk hubungan suami istri.
Seorang
dari jemaah mengajukan pertanyaan tentang masalah hubungan suami istri. Dia
menanyakan tentang boleh tidaknya menonton video porno untuk meningkatkan
gairah berhubungan suami istri karena faktor menurunnya keinginan berhubungan.
Apa
yg dijawab oleh penceramah sangat sangat mencengangkan, bukan saja dijawab
dengan tanpa masalah dan tanpa memberikan alasan dan dasar menurut
ajaran Islam. Penceramah itu manjawab bahwa itu «BOLEH, tetapi cukup sekali saja».
Jawaban
penceramah bukan saja disaksikan dan didengar oleh yang bertanya namun ada
jutaan ibu ibu lainnya, bahkan juga bapak bapak yg turut menyaksikan tayangan
acara itu.
-----------
Menonton
film atau mendengar tontonan porno dan aktivitas seksual lainnya adalah haram;
itu adalah penyakit, bukan obat. Orang yang melakukannya adalah penderita dan
ia harus berusaha untuk memperbaiki dirinya dengan bertobat dan menghentikan
hal itu, bukan dengan mencari alasan sebagai obat dan terapi untuk dirinya atau
untuk menyenangkan orang lain.
Orang
orang yg demikian itu selalu memakai alasan perbaikan untuk dirinya atau orang
lain. Seperti halnya seorang yang minum alkohol atau memakai obat-obatan terlarang. Mereka mengklaim bahwa mereka berada di bawah ketidakmampuan, berada dalam tekanan, dan mereka tidak dapat melakukan tanpa melakukan hal itu. Pada awalnya adalah coba coba namun akhirnya menjadi kebiasaan bahkan menjadi ketagihan.
Akibat dari menonton hal hal yg haram dan perbuatan haram secara umum, bukan mengurangi atau menghilangkan derita yg dihadapi tetapi akan mengakibatkan bertambahnya kekhawatiran dan membuat lebih stress.
Hal ini bisa berarti pula satu bentuk hukuman
dosa dan bahkan dapat memadamkan cahaya hati karena melihat, mendengar dan
bahkan melakukan hal hal yg berdosa.
Rasulullah
SAW bersabda :”Kedua mata dapat berzina, dan zina keduanya adalah melihat. Kedua
telinga dapat berzina, dan zina keduanya adalah mendengar. Lidah zinanya dengan
bicara. Tangan zinanya dengan menyentuh. Kaki zinanya dengan melangkah. Hati
zinanya dengan berhasrat dan menginginkan. Dan kemaluan akan membenarkan atau
mendustakannya.” (HR Muslim).
Mereka mereka
ini semakin jauh dengan Tuhannya dan semakin terlibat dalam dosa, bahkan membuat lebih
jauh dari kebahagiaan dan ketenangan,
sebagaimana Allah, Swt, berfirman : «Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta”. [Thoha:124].
Adapun
orang-orang iman dan ketaatan, Allah Swt, mengatakan tentang mereka
(interpretasi artinya): «Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.» QS. an-Nahl (16) : 97.
Banyak cara lain selain dengan menonton film porno atau sejenisnya, dengan hal hal lain dengan cara konsultasi kepada ahlinya, seperti ahli kesehatan yg mungkin dengan memulihkan
kesehatan dan kesegaran akan membuat suami istri dapat memperbaiki kekurangan dalam berhubungan.
Salah
satu cara untuk mendapatkan ketenangan dan menghilangkan ketegangan adalah dengan
membaca Al-Qur'an. Hal ini akan berpengaruh kepada kesehatan jantung dan selanjutnya
akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh dan ke organ organ tubuh
lainnya yg berfungsi saat berhubungan.
Ada
cara yang berbeda dalam menikmati keintiman yang tidak dilarang dalam Islam, dengan
mencoba pola atau gerakan gerakan lain yg menyenangkan kedua belah pihak.
Oleh
karena itu, komunikasi yg terbuka dan baik sangat diperlukan untuk hal ini. Jangan pernah merasa malu
untuk mengatakan keinginan dan kenyamanan. Dan tidak pula takut mengatakan
hal hal yg tidak nyaman saat berhubungan.
Allah
Subhanahu wata’ala berfirman,“Istri-istrimu adalah tempat bercocok tanammu,
datangilah ia dari arah manapun yang kalian kehendaki.” QS. Al-Baqarah (2:223).
------
Hati
hatilah terhadap dakwah dan ceramah yg ada di tayangan tayangan TV atau dimana
saja tentang hal hal yg berlabel agama. Karena tidak semua yg disampakan harus
kita terima, walau memang ada yg berasal dari agama. Namun jika sudah dicampur
adukan antara fikiran si pembicara, maka akan menjadi lain.
Maka
dapat kita lihat ada acara agama yg diikuti dengan musik, tarian dan lagu,
padahal ALLAH swt dan Rasulullah saw sudah mengingatkan di dalam firman dan
hadistnya yg mulia.
Allah
swt berfirman : «Dan
di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu.» (Qs. Luqman: 6)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, «Benar-benar
akan ada segolongan dari umatku yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat
musik.» (HR. Bukhari)
Apa
yang harus diwaspadai : Ada beberapa unsur yg perlu diperhatikan diantara lain adalah :
1. Tujuan: Tujuannya agama yaitu tujuan
yg mendekatkan diri kepada ALLAH swt. Meningkatkan ketaatan kepada perintah dan
menjauhi laranganNya.
2. Fadhilah atau keutamaan : Manfaat yg
didapat akan membantu kita kepada ketaatan dan membantu kepada meningkatnya
iman dan keyakinan.
3. Cara atau adab : Kegiatan yg tidak
mencampur adukkan antara agama dan tradisi serta apa saja yg dilarang dalam
agama.
4. Konsultasi/muzakarah kepada orang
orang yg berilmu (ulama): Bertanya kepada ulama tetang hal hal yg didengar dan
meminta dasar hukum (dalil) tentang suatu masalah yg didengar atau disampaikan
dari Quran dan hadist.
InsyaALLAH
kita tidak tertipu atau terjerumus oleh sesuatu yg kita tidak menyadari karena
keterbatasan ilmu kita terhadap agama. Karena kita menganggap org yg berceramah
dan orang yang berdakwah selalu betul, padahal pada saat ini, banyak orang yang
menggunakan agama sebagai sarana menggapai dunia.
Hadist
Rasulullah saw : »Golongan yang diadili pertama kali
pada hari kiamat ada tiga. Pertama. Seseorang yang mati di medan tempur lalu
dia datangkan. Allah mengingatkan dia tentang nikmat-nikmat Allah kepadanya. Dia
pun mengakuinya. Lalu (Allah) mengatakan,”Apa yang kau perbuat dengan
nikmat-nikmat itu” Orang ini menjawab,”Aku sudah berperang karena Engkau sampai
aku mati syahid,” Allah mengatakan,”Engkau bohong. Engkau berperang agar disebut
pemberani. Dan ucapan itu sudah terucap (pujian itu sudah engkau dapatkan),”
(maka) orang ini disungkurkan dan dicampakan kedalam neraka.
Kedua. Orang yang mempelajari dan
mengajarkan ilmu, dan diapun bisa membaca AlQur‘an. Lalu dia didatangkan (kehadapan
Allah). Allah mengingatkan dia tentang nikmat-nikmatNya kepadanya. Diapun mengakuinya,
lalu Allah menanyakan, ”Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?” Orang
ini menjawab,”Aku sudah mempelajari dan mengajarkan ilmu serta membaca Al
Qur‘an karenaMu.”Allah membantah, ”Engkau bohong. Engkau mempelajari ilmu agar
disebut sebagai ‘alim. Dan engkau
membaca Al Qur‘an agar disebut Qari’. Dan ucapan itu sudah terucap (pujian itu
sudah engkau dapatkan). ”Orang ini disungkurkan dan dicampakan ke dalam neraka.
Ketiga. Orang yang diberi Allah kemudahan dan diberi harta
melimpah. Lalu dia didatangkan (ke hadapan Allah). Allah mengingatkan dia tentang
nikmat- nikmatNya kepadanya. Diapun mengakuinya, lalu Allah menanyakan,:”Apa
yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu?” Orang itu menjawab,”Aku tidak
membiarkan satu jalanpun yang Engkau perintahkan untuk berinfaq padanya,
kecuali aku sudah berinfaq karenaMu. ”Allah membantah, ”Engkau bohong. Engkau berinfaq
agar disebut dermawan. Dan ucapan itu sudah terucap (pujian itu sudah engkau dapatkan).
”Orang ini disungkurkan dan dicampakkan ke dalam neraka.” (HR
Imam Muslim).