Ditayangan TV masih saja berita
demo menjadi tontonan sehari hari menjelang penetapan kenaikan BBM yang akan
berlaku mulai 1 april 2012. Pemerintah sepertinya tidak putus asa dengan upaya
mahasisawa dan buruh serta masyarakat yg juga tidak putus asa hingga tuntutanya
akan dipenuhi. Namun sepertinya usaha masyarakat itu harus menelan pil pahit yg
bukan saja tidak menyembuhakan bahkan menjadi racun. Bukan didengarkan, bahkan
disambut dengan pentungan dan pukulan, serta water canon dari mobil dan bahkan
juga dengan gas air mata yang membuat masyarakat semakin menangis karena
harapannya diabaikan bahkan dianggap mengancam kedaulatan negara.
Masyarakat sepertinya sudah tidak
tahu lagi kemana akan mengadu. Karena suaranya yg dititipkan kepada wakil
rakyat sudah tersekat di tenggorokan org org yang haus kekuasaan dan yang lupa
akan amanah yg dititipkan padanya.
Jika sudah begini siapa yang akan
berpihak kepada masyarakat, sementara semua upaya sudah dilakukan untuk menolak
kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Apakah masyarakat yang selalu
harus menerima akibat dari kesalahan dan kekurangan pengelolaan negara.
Bukankah negara ini dibangun atas nama rakyat?
-----
Masyarakat tidak akan pernah
mengerti dan tidak pernah diupayakan untuk mengerti kenapa BBM harus naik dan
mereka yang harus menerima akibatnya.
Bicara hati nurani sudah tidak
layak diungkapkan lagi atau memang hati nurani sudah pergi. Dan yang
tinggal hanya kerakusan dan kecongkakan serta kompetisi untuk mencapai cita
cita pribadi dan keinginan memenuhi hawa nafsu.
Tujuan hidup manusia lebih kepada
materi tidak terkecuali dari sejak dini sudah ditanamkan kepada anak anak.
Mulai dari sekolah dasar bahkan sebelum anak anak mulai pendidikan dasarnya.
Anak anak diberi angan angan hidup mewah dengan uang berlimpah akan sangat
menentukan kebahagiaan hidup.
Hal ini terbukti dengan risaunya
hati orang tua ketika anaknya masuk ke sekolah yang tidak memiliki prestasi dan
bahkan tidak populer. Karena kebanyakan dari sekolah sekolah ini menghasilkan
anak anak yg pintar (dalam tanda petik), walau orang tua harus mengeluarkan
banyak uang. Selanjutnya adalah harapan agar anak anak ini mudah masuk ke
sekolah yg lebih tinggi dan akhirnya mencapai sarjana dalam bidang yg menurut
orang tua akan menjamin hidupnya.
Bagaimana nasib anak anak org
yang kurang mampu dengan memasuki sekolah sekolah biasa dan bahkan sangat
biasa, walau disana juga tidak murah, karena walau pemerintah menetapkan
sebagai wajib belajar dan tidak perlu biaya, namun tetap org tua murid harus
membayar biaya biaya lain dengan atas nama bantuan pembangunan, uang buku dan
pungutan pungutan lain yang dianggap wajar. Belum lagi buku buku pelajaran yg
setiap kwartal atau semesteran selalu berubah.
Dimana bentuk pengabdian guru
yang dulu sangat disanjung dengan penghormatan masyarakat kepada mereka, karena
mereka memang benar benar mengajar dengan prinsip pengabdian.
Namun sekarang sepertinya jauh
dari itu semua. Dimana banyak guru guru yang mengajarkan ilmu dengan prinsip
perinsip dunia demi untuk meningkatan taraf kehidupannya dengan kekayaan
material. Maka tidak heran jika ada kiasan ”Guru kencing berdiri, murid kencing
berlari”.
Namun tidak menutup kemugkinan
ada juga guru guru yang masih memegang prinsip pengabdian yg tulus dan ikhlas.
Dan mereka ini sepertinya tertutup oleh zaman dan dilupakan.
----
Masih ada waktu untuk memperbaiki
hal hal yg dianggap kurang dan sudah terlanjur dilakukan. Masyarakat tidak akan
pernah diam karena kezaliman sementara kezaliman itu sendiri muncul karena
masyarakat yang lupa dengan sebab munculnya kezaliman itu sendiri di
masyakarat.
Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu- berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim no. 49)
Selama ini kita hanya melihat
masalah pada permukaannya saja. Anak anak yg tidak lagi mendengarkan org tua,
gurunya dan bahkan siapa saja. Mereka seperti sudah lepas kendali dan tidak tau
arah mana yg akan menjadi tujuan hidupnya. Kehidupan materi lebih dinikmati
dari pada kehidupan yang sebenarnya, kehidupan agama.
Jarang orang tua yg risau jika
anaknya tidak shalat, tetapi sangat sangat risau ketika anaknya tidak mau ke
sekolah atau tidak ikut kegiatan ekstra kurikler. Sementara mengaji dijadikan
sebaga ajang kompetisi.
Anak anak hafal dikepala rukun
Islam yg lima dan rukun iman yang enam, namun hanya sebatas ingatan dan sebagai
persiapan menjawab soalan soalan ujian akhir sekolah.
Sementara sholat 5 waktu sering
tertinggal, bahkan ada yang sama sekali ada yg tidak pernah melakukannya, dan
orang tua hanya berdiam diri karena menganggap anaknya masih sangat kecil untuk
disuruh melaksanakan sholat lima waktu. Bahkan ada orang tua sendiri yang tidak
melakukan sholat. Kalau sudah begini, siapa yang akan menjadi contoh anak dan
siapa yg mau didengar.?
Kita saat ini sibuk dengan
masalah masalah dunia yang memang tidak menutup mata karena memang kita masih
hidup di dunia, namun sebenarnya, jika manusia mulai memikirkan masalah tentang
akhirat, maka masalah masalah dunia akan secara otomatis dapat ditanggulangi.
Bicara tentang akhirat adalah
satu hal yg dianggap kuno, fundamental dan fanatik dan sebagainya, dengan
maksud agar masalah akhirat ini dialihkan dan menanam di fikiran kita bahwa ini
adalah masalah pribadi.
Padahal dengan membicarakan
masalah akhirat manusia diajak untuk kembali kepada tujuan kehidupannya di
dunia ini sebagai makhluk yang diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah
swt.
Allah swt berfirman ”Dan Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan
Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku (Adz Dzariyat : 56)”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
dalam Kitab Al-Ubudiyah, “Ibadah adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang
dicintai dan diridhai Allah dari perkataan dan perbuatan baik yang bersifat
dhahir ataupun yang batin.”
Lalu mengingatkan manusia akan
waktu hidupnya di dunia ini sebagai waktu yang bermanfaat baginya kelak di
akhirat, jika dimanfaatkan dengan baik. Namun sebaliknya akan menjadi bumerang
bagi mereka mereka yang menggunakan waktunya yg singkat di dunia ini dengan
perbuatan perbuatan yg buruk.
Allah swt berfirman : “Sesuatu
yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang
telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami
berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat,
Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran [3]: 145)
Kehidupan manusia yg berubah dari
waktu ke waktu adalah satu tanda bahwa akhir zaman mendekati akhir dimana dunia
semakin tua dan beban yg ditanggungnya akan segera diluapkan menurut perintah
Allah swt dan setelah itu manusia akan membawa amalan amalannya sesuai dengan
apa yang telah dilakukannya di dunia ini.
Allah swt berfirman :"Apabila
bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),dan bumi telah mengeluarkan
beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi
(menjadi begini)?",pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena
sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada
hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula. (Surat :Zalzalah)
---
Marilah kita mulai dengan diri
kita sendiri mengajak diri untuk ber-amal yg makruf dan menjauhi kemungkaran,
lalu dilanjutkan kepada keluarga terdekat dan selanjutnya kepada saudara kita
yg dekat, dan kemudian ke masyarakat.
InsyaALLAH dengan usaha ini akan
ada perubahan yang akan terjadi di masyarakat kita dan di dunia ini dengan
penghidupan yang lebih baik dan keberkatan hidup yang ALLAH swt curahkan kepada
kita.
Allah berfirman : "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong
(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
(Muhammad 47:7)
Abu darda ra. salah seorang shahabat yang masyhur berkata : “Tetaplah
kamu menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Kalau tidak Allah Swt
akan membangkitkan pemimpin (raja) yang zalim yang memerintah kamu. Dia (
zalim) tidak akan menghormati orang tua kamu dan tidak akan menaruh belas
kasihan kepada yang muda-muda dikalangan kamu. Pada masa itu, doa orang-orang
shalih tidak akan diterima, Kamu inginkan bantuan tapi bantuan tidak akan
diberikan, kamu mohon keampunan tetapi Allah swt tetapi kamu tidak akan
diampuni”.
----