16 Maret 2012

Catatan perjalanan (setahun yg lalu)


Perjalanan malam dan siang menjadi pelajaran untuk manusia. Disana banyak nasehat yang dapat dipetik dan dapat digunakan untuk meningkatkan keyakinan kepada Allah swt bagi orang yang mau berfikir.

Gundukan gundukan awan menjulang ke langit, betingkat tingkat, hingga tidak tercapai pandangan mata, menjadi perhatian cupu sesaat melalui jendela kecil dalam pesawat.
Inikah lapisan langit pertama atau langit kedua, atau belum lagi sampai pada tingkat langit pertama?
---

Cupu menikmati perjalan di atas langit di dalam perut burung besi, diantara sempitnya bangku bangku yang berurutan dari nomor 1 sampai tujuh ratusan. Ada kelas bisniss dan kelas ekomomi. Apa bedanya ya ? Ada ,..dijawab cupu oleh pertanyaannya sendiri. Kalau kelas bisniss masuknya lebih awal, makanan dan minuman yang dihidangkan juga lebih enak serta tempat duduknya juga lebih nyaman..
Kalau kelas ekonomi lebih kuranglah...tapi untuk keselamatan dan waktu sampainya sama saja.
---

Akhirnya sampai juga cupu dengan kelelahannya, di bandara terakhir tujuan perjalannya. Setelah
melewati beberapa pemeriksaan dalam antrian panjang, pintu keluar terbuka, segera cupu hirup udara kebebasan dari perhatian petugas dan pertanyaan pertanyaan mereka.

Adik cupu sudah berdiri di depannya ketika cupu melewati beberapa pengangkut barang yang menawarkan jasanya. Seorang anak kecil mencoba menghampiri cupu, menawarkan jasanya utk menyemir sepatu cupu.

Pemandangan ini, baru sekali cupu lihat. Sementara tahun lalu ketika cupu sampai di bandara yang sama tidak terlihat anak yg menawarkan jasa utk menyemir.
Apakah sudah begitu susahnya perekonomian saat ini sehingga anak anak harus kerja juga.? Sementara untuk ukuran anak seumur dia saat ini adalah saat bermain dan belajar membangun pondasi bagi kehidupan remaja dan masa dewasanya kelak, bukan waktu untuk mencari rupiah.
---

Berkendaraan taxi cupu dengan kofer yang dibawaannya melewati beberapa tekungan dan kerumunan para pengendara sepeda motor dan kendaraan lainnya. Percakapan dengan supir taxi yg mengeluh atas keadaan ekonominya serta pengalamannya sebagai seorang pekerja yg diPHK, dizalimi.
Tanpa alasa apa apa, mau tidak mau harus menerima pemecatannya tanpa dapat menuntut hak haknya
---

Ketibaan cupu di rumah orang tuanya ditunggu sejak 2 jam yang lalu. Orang tuanya yg sudah sering sakit sakitan selama ini terlalu sabar menunggu beberapa bulan kedatangan cupu, manalagi cupu kini menjadi anak nomor 1 setelah kematian abangnya.

Kerinduan dan kebahagiaan serta keharuan mewarnai pertemuan itu. Ada butir butir air hangat yang mengalir keluar dari mata mereka. Mungkinkah hal ini akan terjadi di tahun berikutnya? Siapa yang tahu...hanya Allah swt saja yg tahu.
---

Setelah mandi, cupu merasakan kembalinya kesegaran di badannya. Namun hawa panas mulai pula dirasakan cupu di badannya. Hembusan kipas angin yang hampir 24 berputar mengurangi hawa panas itu.

Cupu pernah menawarkan kepada orang tuanya untuk memasang AC di rumah, tetapi orang tuanya menolak karena seringnya listrik yang mati tiba tiba dan juga biaya listrik yangmenjadi terlalu besar untuk biaya bulanannya.

Setelah bongkar membongkar oleh oleh dan membagikan kepada sanak familinya, mulai cupu dihadapkan dengan beberapa pertanyaan berkenaan perjalananya.
Hidup kita memang selalu penuh tanya dan jawab, dan ini tidak akan berakhir, setelah matipun kita akan berhadapan dengan tanya dan jawab. Pertanyaan yang dijawab sesuai dengan amalan amalan kita di dunia.
---

Malam itu dilalui cupu dengan mata yang tidak mau terpejam. Pindah dari satu bilik ke bilik yg lain tetap juga matanya tidak terpejam. Teringat malam itu adalah malam pertandingan bola yg disiarkan oleh TV, maka cupu membuka TV di ruang tamu, sendirian menunggu saat saat pertandingan.

Pertandingan mulai ketika jarum di dinding menunjukkan pukul 2 malam. Waktu tahajud..???
Muncul difikaran cupu..mengapa dia tidak gunakan waktu ini untuk sujud ke hadapan ilahi.?

Ada yang mengusik fikiran cupu dengan keadaan ini. Berapa banyak saudara saudara muslim yang tega berjaga bermalam malam untuk menonton bola, demi kesenangan dan kenikmatan mata, dan juga bersamaan itu pula menggunakan waktu nontonya untuk bertahajud?

Semoga cupu tidak sendiri malam itu yang bertahajud sambil menunggu babak kedua pertandingan bola itu.
----

Suara himbauan untuk bangun melaksanakan shalat subuh terdengar dari sebuah mesjid yang tidak jauh dari rumah orang tua cupu. Cupu bergegas mandi dan berpakaian siap siap untuk pergi ke mesjid. Orang tua cupu sudah pula terbangun ketika cupu sudah siap berangkat.

Azan telah dikumandangkan, cupu segera melaksanakan shalat sunah fazar di rumah. Bukankah rumah ada haknya juga?
Setelah minta izin kepada ibunya cupu dan ayahnya pergi ke mesjid melalui beberapa rumah dan tanah tanah basah yang sebagian tergenang oleh hujan semalam.

Bau tanah basah mengingatkan cupu pada masa kanak kanaknya, di kampung tempat kelahirannya yang kini ditinggalkan setelah diperas habis minyak dan gasnya. Tiang tiang besi dan sumur sumur bor dan mesin mesin pemompa masih berdiri tegak disana, berkarat menunggu hujan dan panas yang akan merubahnya jadi besi tua.

Masyarakat tempatan kembali kepada kehidupan semula sebelum minyak ditemukan disana. Bertani dan bercocok tanam serta mencari ikan di sungai yang sering kali menggenangi perkampungan karena seringnya masyarakat membuang sampah ke sana.
---

Dua rakaat dirasa terlalu panjang oleh kantuk cupu, namun tetap diusahakan agar tetap berdiri tegak. Cupu selalu mengingatkan dirinya sendiri dihadapan siapa dia berdiri ketika shalat.
Jika orang tahu dihadapan siapa dia berdiri saat shalat, maka dia tidak akan pernah memutuskan shalatnya. Itu kutipan hadis yang selalu ada di fikiran dan selalu dimunculkan cupu saat shalat, agar bisa membantunya untuk melakukan shalatnya jadi khusuk.

Zikir, puji dan syukur, tahlil dan tahmid mengiringi amalan setelah salam. Duduk sambil menengadahkan tangan memohon kepada Allah swt hidayah, keafiataan dan keberkahan hidup dunia dan akhirat, mengakhiri kelengkapan shalat subuh.
----

Satu yang sangat menarik acara pagi subuh itu adalah pembacaan beberapa hadist oleh imam yang mengimami shalat subuh tadi. Perhatian bapak bapak yang sebagian sudah ada yg pulang tidak mempengaruhi cupu untuk tidak ikut dalam majelis itu.

Setelah hadist terkahir dibacakan beberapa penjelasan, maka majelis pembacaan hadist tersebut berakhir dengan doa penutup majelis “Subhanakllahumma wabihamdika ash hadu alla illaha illa anta wa astaghfiruka wa atubu ilaik”.

Cupu menyalami bapak bapak yang masih berkeinginan duduk sambil menunggu waktu isra' yang dilaksankan saat matahari naik, dan setelah 15 menit atau 10 menit kemudian dilaksanakan shalat 2 rakaat shalat isra' yang ganjaran pahalanya seperti pahala haji dan umrah tanpa cacat.
---

Cupu memperhatikan dan coba mengingat satu satu bapak bapak yg duduk di situ pada mesjid yang sama setahun yang lalu. Ada seorang yang tidak dilihatnya, kemana dia?
Seorang bapak yang menghadiahkan cupu buku bacaan karangan imam Al-Ghazali, dan satu buku tentang tauhid, tidak ada di situ.

Setelah cupu bertanya kepada bapak bapak di situ, maka cupu mendapat tahu bapak tersebut telah kembali kepada Allah swt. Inna lillahi wa inna illaihi raji'un.. ucapan dari bibir cupu.
----

Waktu satu tahun, bukan waktu yang lambat atau cepat, bukan pula sempit dan lapang, tetapi satu tahun dapat merubah apa saja. Hidup, mati, kaya miskin, tua muda.

Hari ini mungkin bapak itu, besok mungkin bapak yang lain atau bisa jadi cupu sendiri yang akan pergi. Sesuatu yang menjadi rahasia bagi tiap manusia, dan hanya Allah swt yang tahu kapan datangnya. Kepastian bagi tiap manusia yang hidup untuk merasakan mati.

Dan sepintar pintarnya manusia adalah manusia yang menyiapkan untuk kemati annya dengan amalan amalam sholeh.

Teringat senyuman dan canda bapak itu dalam kesehari hariannya. Terlebih saat bapak itu memberikan hadiah buku bacaan yang sering menjadi bacaan harian cupu dan berulang ulang.
Cupu merasakan manfaat dari bacaan itu, sedemikian pula harapan cupu agar bapak tersebut mendapatkan manfaat dari apa yg telah dihadiahkan untuk cupu.
Bukankah orang yang telah meninggal akan mendapatkan pahala atas ilmu yang bermanfaat?
---

Pandangan cupu kepada bapak bapak yang masih setia menunggu sampai matahari muncul dan kemudian melaksanakan shalat isra' membuat cupu merasa bagian yang tidak terpisahkan dari mereka. Usia cupu tidak lebih tua dari mereka, tapi itu bukan jaminan bagi cupu untuk pergi menghadap ke hadirat ilahi lebih lambat.

Pintu surga hanya akan dilalui setelah melalui pintu pintu lainnya. Pintu pertama yang harus dilewati adalah pintu kematian. Kematian yang sering ditakuti karena kurangnya persiapan. Rasulullah saw menyebutkan dalam salah satu hadistnya bahwa manusia tidak suka kepada dua hal yang sebenarnya baik buat mereka; yaitu miskin dan mati.
----

Setelah saling bersalaman, satu satu bapak bapak itu kembali ke rumah masing masing. Pintu mesjid ditutup dan kembali dibuka pada shalat berikutnya.
Suara burung cicit burung yang bertelur di celah celah bubung atap kubah mesjid mewarnai suasana mesjid yang sudah sepi dari tahlil dan tahmid jamaah.

Suara cicitan burung itu merupakan zikir mereka, dan itu memang sebenarnya sebab semua makhluk berzikir kepada Allah swt, hanya manusia saja yang mungkin sering lupa. Semoga kita tidak termasuk diantaranya.
-----

Qibla.. (tulis alamat anda)