Perjalanan malam dan siang menjadi pelajaran untuk manusia. Disana banyak nasehat yang dapat dipetik dan dapat digunakan untuk meningkatkan keyakinan kepada Allah swt bagi orang yang mau berfikir.
Gundukan gundukan awan
menjulang ke langit, betingkat tingkat, hingga tidak tercapai pandangan mata,
menjadi perhatian cupu sesaat melalui jendela kecil dalam pesawat.
Inikah lapisan langit
pertama atau langit kedua, atau belum lagi sampai pada tingkat langit pertama?
---
Cupu menikmati perjalan
di atas langit di dalam perut burung besi, diantara sempitnya bangku bangku
yang berurutan dari nomor 1 sampai tujuh ratusan. Ada kelas bisniss dan kelas
ekomomi. Apa bedanya ya ? Ada ,..dijawab cupu oleh pertanyaannya sendiri. Kalau
kelas bisniss masuknya lebih awal, makanan dan minuman yang dihidangkan juga
lebih enak serta tempat duduknya juga lebih nyaman..
Kalau kelas ekonomi
lebih kuranglah...tapi untuk keselamatan dan waktu sampainya sama saja.
---
Akhirnya sampai juga
cupu dengan kelelahannya, di bandara terakhir tujuan perjalannya. Setelah
melewati beberapa
pemeriksaan dalam antrian panjang, pintu keluar terbuka, segera cupu hirup
udara kebebasan dari perhatian petugas dan pertanyaan pertanyaan mereka.
Adik cupu sudah berdiri
di depannya ketika cupu melewati beberapa pengangkut barang yang menawarkan
jasanya. Seorang anak kecil mencoba menghampiri cupu, menawarkan jasanya utk
menyemir sepatu cupu.
Pemandangan ini, baru
sekali cupu lihat. Sementara tahun lalu ketika cupu sampai di bandara yang sama
tidak terlihat anak yg menawarkan jasa utk menyemir.
Apakah sudah begitu
susahnya perekonomian saat ini sehingga anak anak harus kerja juga.? Sementara
untuk ukuran anak seumur dia saat ini adalah saat bermain dan belajar membangun
pondasi bagi kehidupan remaja dan masa dewasanya kelak, bukan waktu untuk
mencari rupiah.
---
Berkendaraan taxi cupu
dengan kofer yang dibawaannya melewati beberapa tekungan dan kerumunan para
pengendara sepeda motor dan kendaraan lainnya. Percakapan dengan supir taxi yg
mengeluh atas keadaan ekonominya serta pengalamannya sebagai seorang pekerja yg
diPHK, dizalimi.
Tanpa alasa apa apa, mau
tidak mau harus menerima pemecatannya tanpa dapat menuntut hak haknya
---
Ketibaan cupu di rumah
orang tuanya ditunggu sejak 2 jam yang lalu. Orang tuanya yg sudah sering sakit
sakitan selama ini terlalu sabar menunggu beberapa bulan kedatangan cupu,
manalagi cupu kini menjadi anak nomor 1 setelah kematian abangnya.
Kerinduan dan
kebahagiaan serta keharuan mewarnai pertemuan itu. Ada butir butir air hangat yang
mengalir keluar dari mata mereka. Mungkinkah hal ini akan terjadi di tahun
berikutnya? Siapa yang tahu...hanya Allah swt saja yg tahu.
---
Setelah mandi, cupu
merasakan kembalinya kesegaran di badannya. Namun
hawa panas mulai pula dirasakan cupu di badannya. Hembusan kipas angin yang
hampir 24 berputar mengurangi hawa panas itu.
Cupu pernah menawarkan kepada orang tuanya untuk memasang AC di rumah,
tetapi orang tuanya menolak karena seringnya listrik yang mati tiba tiba dan
juga biaya listrik yangmenjadi terlalu besar untuk biaya bulanannya.
Setelah bongkar membongkar oleh oleh dan membagikan kepada sanak
familinya, mulai cupu dihadapkan dengan beberapa pertanyaan berkenaan
perjalananya.
Hidup kita memang selalu penuh tanya dan jawab, dan ini tidak akan
berakhir, setelah matipun kita akan berhadapan dengan tanya dan jawab.
Pertanyaan yang dijawab sesuai dengan amalan amalan kita di dunia.
---
Malam itu dilalui cupu dengan mata yang tidak mau terpejam. Pindah dari satu bilik
ke bilik yg lain tetap juga matanya tidak terpejam. Teringat malam itu adalah
malam pertandingan bola yg disiarkan oleh TV, maka cupu membuka TV di ruang
tamu, sendirian menunggu saat saat pertandingan.
Pertandingan mulai
ketika jarum di dinding menunjukkan pukul 2 malam. Waktu tahajud..???
Muncul difikaran
cupu..mengapa dia tidak gunakan waktu ini untuk sujud ke hadapan ilahi.?
Ada yang mengusik
fikiran cupu dengan keadaan ini. Berapa banyak saudara saudara muslim yang tega
berjaga bermalam malam untuk menonton bola, demi kesenangan dan kenikmatan
mata, dan juga bersamaan itu pula menggunakan waktu nontonya untuk bertahajud?
Semoga cupu tidak
sendiri malam itu yang bertahajud sambil menunggu babak kedua pertandingan bola
itu.
----
Suara himbauan untuk
bangun melaksanakan shalat subuh terdengar dari sebuah mesjid yang tidak jauh
dari rumah orang tua cupu. Cupu bergegas mandi dan berpakaian siap siap untuk
pergi ke mesjid. Orang tua cupu sudah pula terbangun
ketika cupu sudah siap berangkat.
Azan telah dikumandangkan, cupu segera melaksanakan shalat sunah fazar
di rumah. Bukankah rumah ada haknya juga?
Setelah minta izin kepada ibunya cupu dan ayahnya pergi ke mesjid
melalui beberapa rumah dan tanah tanah basah yang sebagian tergenang oleh hujan
semalam.
Bau tanah basah mengingatkan cupu pada masa kanak kanaknya, di kampung
tempat kelahirannya yang kini ditinggalkan setelah diperas habis minyak dan
gasnya. Tiang tiang besi dan sumur sumur bor dan mesin mesin pemompa masih
berdiri tegak disana, berkarat menunggu hujan dan panas yang akan merubahnya
jadi besi tua.
Masyarakat tempatan kembali kepada kehidupan semula sebelum minyak
ditemukan disana. Bertani dan bercocok tanam serta mencari ikan di sungai yang
sering kali menggenangi perkampungan karena seringnya masyarakat membuang sampah
ke sana.
---
Dua rakaat dirasa
terlalu panjang oleh kantuk cupu, namun tetap diusahakan agar tetap berdiri
tegak. Cupu selalu mengingatkan dirinya sendiri dihadapan siapa dia berdiri
ketika shalat.
Jika orang tahu
dihadapan siapa dia berdiri saat shalat, maka dia tidak akan pernah memutuskan
shalatnya. Itu kutipan hadis yang selalu ada di fikiran dan selalu dimunculkan
cupu saat shalat, agar bisa membantunya untuk melakukan shalatnya jadi khusuk.
Zikir, puji dan syukur,
tahlil dan tahmid mengiringi amalan setelah salam. Duduk sambil menengadahkan
tangan memohon kepada Allah swt hidayah, keafiataan dan keberkahan hidup dunia
dan akhirat, mengakhiri kelengkapan shalat subuh.
----
Satu yang sangat menarik
acara pagi subuh itu adalah pembacaan beberapa hadist oleh imam yang mengimami
shalat subuh tadi. Perhatian bapak bapak yang sebagian sudah ada yg pulang
tidak mempengaruhi cupu untuk tidak ikut dalam majelis itu.
Setelah hadist terkahir
dibacakan beberapa penjelasan, maka majelis pembacaan hadist tersebut berakhir
dengan doa penutup majelis “Subhanakllahumma wabihamdika ash hadu alla illaha
illa anta wa astaghfiruka wa atubu ilaik”.
Cupu menyalami bapak
bapak yang masih berkeinginan duduk sambil menunggu waktu isra' yang
dilaksankan saat matahari naik, dan setelah 15 menit atau 10 menit kemudian
dilaksanakan shalat 2 rakaat shalat isra' yang ganjaran pahalanya seperti
pahala haji dan umrah tanpa cacat.
---
Cupu memperhatikan dan
coba mengingat satu satu bapak bapak yg duduk di situ pada mesjid yang sama
setahun yang lalu. Ada seorang yang tidak dilihatnya, kemana dia?
Seorang bapak yang
menghadiahkan cupu buku bacaan karangan imam Al-Ghazali, dan satu buku tentang
tauhid, tidak ada di situ.
Setelah cupu bertanya
kepada bapak bapak di situ, maka cupu mendapat tahu bapak tersebut telah
kembali kepada Allah swt. Inna lillahi wa inna illaihi raji'un.. ucapan dari
bibir cupu.
----
Waktu satu tahun, bukan
waktu yang lambat atau cepat, bukan pula sempit dan lapang, tetapi satu tahun
dapat merubah apa saja. Hidup, mati, kaya miskin, tua muda.
Hari ini mungkin bapak
itu, besok mungkin bapak yang lain atau bisa jadi cupu sendiri yang akan pergi.
Sesuatu yang menjadi rahasia bagi tiap manusia, dan hanya Allah swt yang tahu
kapan datangnya. Kepastian bagi tiap manusia yang hidup untuk merasakan mati.
Dan sepintar pintarnya
manusia adalah manusia yang menyiapkan untuk kemati annya dengan amalan amalam
sholeh.
Teringat senyuman dan
canda bapak itu dalam kesehari hariannya. Terlebih saat bapak itu memberikan
hadiah buku bacaan yang sering menjadi bacaan harian cupu dan berulang ulang.
Cupu merasakan manfaat
dari bacaan itu, sedemikian pula harapan cupu agar bapak tersebut mendapatkan
manfaat dari apa yg telah dihadiahkan untuk cupu.
Bukankah orang yang
telah meninggal akan mendapatkan pahala atas ilmu yang bermanfaat?
---
Pandangan cupu kepada
bapak bapak yang masih setia menunggu sampai matahari muncul dan kemudian
melaksanakan shalat isra' membuat cupu merasa bagian yang tidak terpisahkan
dari mereka. Usia cupu tidak lebih tua dari mereka, tapi itu bukan jaminan bagi
cupu untuk pergi menghadap ke hadirat ilahi lebih lambat.
Pintu surga hanya akan
dilalui setelah melalui pintu pintu lainnya. Pintu pertama yang harus dilewati
adalah pintu kematian. Kematian yang sering ditakuti karena kurangnya
persiapan. Rasulullah saw menyebutkan dalam salah satu hadistnya bahwa manusia
tidak suka kepada dua hal yang sebenarnya baik buat mereka; yaitu miskin dan
mati.
----
Setelah saling
bersalaman, satu satu bapak bapak itu kembali ke rumah masing masing. Pintu
mesjid ditutup dan kembali dibuka pada shalat berikutnya.
Suara burung cicit
burung yang bertelur di celah celah bubung atap kubah mesjid mewarnai suasana
mesjid yang sudah sepi dari tahlil dan tahmid jamaah.
Suara cicitan burung itu
merupakan zikir mereka, dan itu memang sebenarnya sebab semua makhluk berzikir
kepada Allah swt, hanya manusia saja yang mungkin sering lupa. Semoga kita
tidak termasuk diantaranya.
-----