16 Maret 2012

Catatan saudara baru


Seperti biasa pada minggu sore cupu dan teman teman mengadakan takliman. Kegiatan rutinan tiap minggu ini sudah berjalan hampir 3 tahun. Pesertanya tidak banyak namun antusias dari jamaah lumayan bagus.

Tujuan taklim ini selain menyambung tali silaturahmi antara sesama muslim, adalah yang utama mengusahakan atas iman agar Allah swt menjaganya dengan memberikan ridha’anNya atas amalan amalan agama sehari hari sepanjang hidup ini.

Hari minggu kemarin adalah hari istimewa karena ada anggota baru yang ikut serta dalam acara takliman itu. Istimewanya lagi, anggota baru itu adalah seorang muslim baru yang dulunya bukan muslim. Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah memberikan hidayah kepada makhluknya.
---

Setelah kenal mengenal dan menanyakan asal muasal akhirnya masuk dalam dialog tentang agama. Pernyataan saudara baru Islam menyinggung tentang hadist yang dianggapnya tidak perlu karena menurutnya qur’an sudah cukup lengkap dan Allah swt katanya lagi sudah menjamin Qur’an itu lengkap dan mudah untuk difahami.
.
Cupu coba mengomentari dengan mengatakan bagaimana seorang bisa melakukan shalat sesuai dengan perintah Allah swt sedang di dalam Alqur’an sendiri tidak dijelaskan secara detail bagaimana melakukan shalat.
Saudara Islam itu mengatakan shalat yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri. Lalu dia melanjutkan bahwa sepanjang kita meyakini Allah swt dan Rasul saw serta berbuat baik itu sudah cukup.

Ketika diskusi sudah semakin panjang dan jauh yang intinya dia tetap berkeyakinan bahwa Qur’an sudah cukup jelas dan sempurna dan tidak perlu adanya tambahan penjelasan melalui hadist karena bisa jadi seperti bible yang akan dicampuri oleh tangan tangan manusia.

Lantas dia memberi contoh lagi tentang hadist Nabi saw mengenai haji wada’ di saat itu Rasulullah saw menyampaikan pesan terakhirnya yag dicatat sebagai hadist. Disebutkan ada tiga versi tentang hadist tersebut; yang pertama Rasulullah saw mengatakan Beliau saw meninggalkan Qur’an dan Hadist serta akhli bait, yang kemudian katanya diambil faham ini oleh syiah, dan kemudian yang kedua Beliau saw meninggalkan Qur’an dan Hadist yang diambil oleh akhli mahzab dan seterusnya.....

Jadi pada dasarnya saudara baru Islam itu mengatakan hadist penuh dengan kekurangan dan akan membuat qur’an menjadi tidak sempurna jika qur’an perlu penjelasan dan keterangan lainnya.

Cupu coba memberi penjelasan lagi tentang masalah hadist; bahwa hadist itu ada bermacam tingkatannya tidak semua benar tetapi tidak semua tidak benar, karena mereka para muhadist yang mengumpulkan dan memberikan label shahih atau tidak, memerlukan waktu dan penyelidikan serta dan study yang lama dan teliti.

Akhirnya diskusi cupu coba hentikan dengan mengatakan apapun yang saudara baru Islam itu yakini maka yakinilah. Muslim dengan muslim yang lain bagai sebuah tubuh, yang bila bagian satu sakit maka akan dirasakan oleh bagian yang lain. Yang mengikat kita hanya kalimat ”Laila ha illallah Muhammad darrasulullah”. Kita sebagai satu umat, dimana hati kita terikat oleh kalimat itu.

Saran cupu padanya agar dia mencari tahu dengan bertanya kepada ulama yang benar benar ulama. Karena belajar kepada guru yang benar maka akan mendapatkan penjelasan yang benar. Sama hal nya jika hendak membangun rumah maka belajar atau tanyakan pada ahli pembuat rumah bukan pada ahli pembuat roti.
--

Inilah fenomena yang terjadi saat ini dimana saudara saudara baru kita dalam Islam tidak dapat banyak bimbingan dalam hal agama. Kebanyakan dari mereka dibiarkan tanpa ada pembimbingan lebih lanjut.
Akhirnya dengan keterbatasannya dan dengan modal logikanya mencoba memahami Alqur’an dari membaca terjemahan dan tafsirnya.

Sedang dalam dunia tafsir dan terjemah bisa berbeda satu dengan lainnya. Terjemahan dalam bahasa Indonesia tidak sama dengan terjemahan melayu Malaysia. Demikian pula terjemahan dalam bahasa bahasa lainnya. Sehingga dalam dunia terjemah dan tafsir akan terus berkembang sesuai dengan pemahaman penterjemah dan penafsir itu sendiri.

Dalam ilmu penafsiran Alqur’an sendiri bukan main main, karena seorang mufasir harus menguasai 15 cabang ilmu, yaitu ; Ilmu bahasa, Nahwu, Tashrif, Istisyqåq, Balågah (Ma’ani, Bayan dan Badi’), Ilmu Qira’at, Ushuluddin, Ushul Fiqh, Ashabun Nuzul dan Kisah kisah Al-Qur’an, An-Nasikh wal Mansukh, Fiqh, Hadist hadist yang menjelaskan mujmal dan mubham dan ilmu Mauhibah.

Tidak dipungkiri banyak juga saudara saudara baru Islam kita yang dengan inisiatif sendiri mencari tahu dengan belajar kepada para ulama atau ikut serta dalam kegiatan keagamaan seperti menghadiri shalat berjemaah di mesjid dan kegiatan agama lainnya. Sehingga dengan interaksi dan hubungan antara sesama umat Islam ini akan menambah kefahamannya tentang Islam sedikit demi sedikit.

Pada sejarah mulanya Islam lebih kurang 13 tahun Rasulullah saw bekerja menekankan bagaimana menumbuh kembangkan dan menambah kekokohan iman dalam diri seorang muslim. Sehingga jadilah mukmin yang sejati dalam arti tidak tergoyahkan oleh godaan dan pengaruh pengaruh di luar Islam, sehingga jika datang perintah Allah swt dan RasulNya tiada ada kata penolakan. Mereka siap sendia melaksanakan apa saja perintah dan bahkan mereka rela berkorban apa saja demi iman mereka.

Terkahir dalam doanya cupu memohon kepada Allah swt agar Allah swt memberikan pemahaman yang benar terhadap dienul Islam ini, dengan keyakinan yang benar. Dan Memohon agar Allah swt melindungi dari fitnah yang semakin hari semakin bertambah saja sesuai dengan perkembangan zaman yang sudah mendekati akhir.
--
”Dan barang siapa yg menentang Rasul sesudah jelas keterangan baginya, dan mengikuti jalan yg bukan jalan orang orang mu’min. Kami biarakan ia leluasa terhadap kesesatan yg telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia de dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk buruk tempat kembali” (An-Nisa:115)

Wallahu ’alam


Qibla.. (tulis alamat anda)