Seperti biasa pada
minggu sore cupu dan teman teman mengadakan takliman. Kegiatan rutinan tiap
minggu ini sudah berjalan hampir 3 tahun. Pesertanya tidak banyak namun
antusias dari jamaah lumayan bagus.
Tujuan taklim ini selain
menyambung tali silaturahmi antara sesama muslim, adalah yang utama
mengusahakan atas iman agar Allah swt menjaganya dengan memberikan ridha’anNya
atas amalan amalan agama sehari hari sepanjang hidup ini.
Hari minggu kemarin
adalah hari istimewa karena ada anggota baru yang ikut serta dalam acara
takliman itu. Istimewanya lagi, anggota baru itu adalah seorang muslim baru
yang dulunya bukan muslim. Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah
memberikan hidayah kepada makhluknya.
---
Setelah kenal mengenal
dan menanyakan asal muasal akhirnya masuk dalam dialog tentang agama.
Pernyataan saudara baru Islam menyinggung tentang hadist yang dianggapnya tidak
perlu karena menurutnya qur’an sudah cukup lengkap dan Allah swt katanya lagi
sudah menjamin Qur’an itu lengkap dan mudah untuk difahami.
.
Cupu coba mengomentari
dengan mengatakan bagaimana seorang bisa melakukan shalat sesuai dengan
perintah Allah swt sedang di dalam Alqur’an sendiri tidak dijelaskan secara
detail bagaimana melakukan shalat.
Saudara Islam itu
mengatakan shalat yang dilakukan sesuai dengan keinginan sendiri. Lalu dia
melanjutkan bahwa sepanjang kita meyakini Allah swt dan Rasul saw serta berbuat
baik itu sudah cukup.
Ketika diskusi sudah
semakin panjang dan jauh yang intinya dia tetap berkeyakinan bahwa Qur’an sudah
cukup jelas dan sempurna dan tidak perlu adanya tambahan penjelasan melalui
hadist karena bisa jadi seperti bible yang akan dicampuri oleh tangan tangan
manusia.
Lantas dia memberi
contoh lagi tentang hadist Nabi saw mengenai haji wada’ di saat itu Rasulullah
saw menyampaikan pesan terakhirnya yag dicatat sebagai hadist. Disebutkan ada
tiga versi tentang hadist tersebut; yang pertama Rasulullah saw mengatakan
Beliau saw meninggalkan Qur’an dan Hadist serta akhli bait, yang kemudian
katanya diambil faham ini oleh syiah, dan kemudian yang kedua Beliau saw
meninggalkan Qur’an dan Hadist yang diambil oleh akhli mahzab dan
seterusnya.....
Jadi pada dasarnya
saudara baru Islam itu mengatakan hadist penuh dengan kekurangan dan akan
membuat qur’an menjadi tidak sempurna jika qur’an perlu penjelasan dan
keterangan lainnya.
Cupu coba memberi
penjelasan lagi tentang masalah hadist; bahwa hadist itu ada bermacam
tingkatannya tidak semua benar tetapi tidak semua tidak benar, karena mereka
para muhadist yang mengumpulkan dan memberikan label shahih atau tidak,
memerlukan waktu dan penyelidikan serta dan study yang lama dan teliti.
Akhirnya diskusi cupu
coba hentikan dengan mengatakan apapun yang saudara baru Islam itu yakini maka
yakinilah. Muslim dengan muslim yang lain bagai sebuah tubuh, yang bila bagian
satu sakit maka akan dirasakan oleh bagian yang lain. Yang mengikat kita hanya
kalimat ”Laila ha illallah Muhammad darrasulullah”. Kita sebagai satu umat,
dimana hati kita terikat oleh kalimat itu.
Saran cupu padanya agar
dia mencari tahu dengan bertanya kepada ulama yang benar benar ulama. Karena
belajar kepada guru yang benar maka akan mendapatkan penjelasan yang benar.
Sama hal nya jika hendak membangun rumah maka belajar atau tanyakan pada ahli
pembuat rumah bukan pada ahli pembuat roti.
--
Inilah fenomena yang
terjadi saat ini dimana saudara saudara baru kita dalam Islam tidak dapat
banyak bimbingan dalam hal agama. Kebanyakan dari mereka dibiarkan tanpa ada
pembimbingan lebih lanjut.
Akhirnya dengan
keterbatasannya dan dengan modal logikanya mencoba memahami Alqur’an dari
membaca terjemahan dan tafsirnya.
Sedang dalam dunia
tafsir dan terjemah bisa berbeda satu dengan lainnya. Terjemahan dalam bahasa
Indonesia tidak sama dengan terjemahan melayu Malaysia. Demikian pula
terjemahan dalam bahasa bahasa lainnya. Sehingga dalam dunia terjemah dan
tafsir akan terus berkembang sesuai dengan pemahaman penterjemah dan penafsir
itu sendiri.
Dalam ilmu penafsiran
Alqur’an sendiri bukan main main, karena seorang mufasir harus menguasai 15
cabang ilmu, yaitu ; Ilmu bahasa, Nahwu, Tashrif, Istisyqåq, Balågah (Ma’ani,
Bayan dan Badi’), Ilmu Qira’at, Ushuluddin, Ushul Fiqh, Ashabun Nuzul dan Kisah
kisah Al-Qur’an, An-Nasikh wal Mansukh, Fiqh, Hadist hadist yang menjelaskan
mujmal dan mubham dan ilmu Mauhibah.
Tidak dipungkiri banyak
juga saudara saudara baru Islam kita yang dengan inisiatif sendiri mencari tahu
dengan belajar kepada para ulama atau ikut serta dalam kegiatan keagamaan
seperti menghadiri shalat berjemaah di mesjid dan kegiatan agama lainnya.
Sehingga dengan interaksi dan hubungan antara sesama umat Islam ini akan
menambah kefahamannya tentang Islam sedikit demi sedikit.
Pada sejarah mulanya
Islam lebih kurang 13 tahun Rasulullah saw bekerja menekankan bagaimana menumbuh
kembangkan dan menambah kekokohan iman dalam diri seorang muslim. Sehingga
jadilah mukmin yang sejati dalam arti tidak tergoyahkan oleh godaan dan
pengaruh pengaruh di luar Islam, sehingga jika datang perintah Allah swt dan
RasulNya tiada ada kata penolakan. Mereka siap sendia melaksanakan apa saja
perintah dan bahkan mereka rela berkorban apa saja demi iman mereka.
Terkahir dalam doanya
cupu memohon kepada Allah swt agar Allah swt memberikan pemahaman yang benar
terhadap dienul Islam ini, dengan keyakinan yang benar. Dan Memohon agar Allah
swt melindungi dari fitnah yang semakin hari semakin bertambah saja sesuai
dengan perkembangan zaman yang sudah mendekati akhir.
--
”Dan barang siapa yg
menentang Rasul sesudah jelas keterangan baginya, dan mengikuti jalan yg bukan
jalan orang orang mu’min. Kami biarakan ia leluasa terhadap kesesatan yg telah
dikuasainya itu dan Kami masukkan ia de dalam Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk buruk tempat kembali” (An-Nisa:115)
Wallahu ’alam